27 April 2009

Roberto Cavalli Master Card

By : CJenz

Siapa sih yang tidak tau Roberto Cavalli, sang desainer kondang asal Florence. Pada awal tahun 1960-an, beliau memulai debutnya sebagai seorang desainer yang sekarang namanya telah bergema di lebih dari 50 negara di seluruh dunia. Brand - brand di bawah naungannya adalah the Menswear collections (Ittierre), Just Cavalli (Ittierre), Class (the complete line, run by Dressing), Roberto Cavalli and Just Cavalli Underwear (by Albisetti), Roberto Cavalli and Just Cavalli Eyewear (glasses & sunglasses by Marcolin), Roberto Cavalli Timewear and Just Cavalli Time (by Morellato&Sector), Roberto Cavalli Angels & Devils (the children collection, by Simonetta), Angels & Devils Shoes (children’ shoes by Selù), Roberto Cavalli and Just Cavalli Perfume (by ITF), Roberto Cavalli Shoes (by Vicini), Roberto Cavalli baby (by Simonetta) and Just Cavalli Jewels (by Morellato&Sector).
Saat ini sang maestro Roberto Cavalli memperkuat branding-nya dengan menerbitkan Roberto Cavalli Master Card yang khusus dipersembahkan bagi para fashionista dan partygoers agar customernya dimanjakan dengan previlege seperti diberlakukan secara vip di seluruh butik di bawah naungan Cavali, diundang ke event - event yang diadakan Cavalli, menjadi tamu di setiap fashion show yang diadakan oleh Cavalli, pre-sale privileges, produk line yang dirancang khusus untuk pemegang kartu, private online commnity, dan travel accomodation offers. Selain itu desain snakeskin dengan logo monogram emas menambah gengsi yang terkesan sangat esklusif dan berkelas. Hal baik di balik penggunaan kartu ini adalah sekian persen dari transaksi dengan master card ini akan disumbangkan ke lembaga amal Children in Crisis milik Sarah Ferguson yang memusatkan pada pembangunan sekolah - sekolah di pelosok terpencil dunia. Nah tunggu apalagi? Belanja sekaligus amal merupakan hal yang baik bukan?

Crocs Fenomena

By : CJenz

Siapa bilang Indonesia terkena dampal krisis ekonomi global ? Siapa bilang masyarakat Indonesia sedang melakukan pengiritan ? Siapa bilang industri lifestyle di Indonesia sedang mengalami penurunan drastis ? Buktinya tanggal 20-24 April 2009 kemarin Hall Senayan City Lt.8 menjadi saksi fenomena Crocs yang mengejutkan dengan promosinya yang bertajuk Crocs Give Back 70% + 15% (for HSBC Cardholder). Masyarakat Indonesia yang terdiri dari 50% chinese dan 50% pribumi berbaur menjadi satu dengan rela berdesak - desakan, berpanas - panasan selama berjam- jam dalam antrian sepanjang 2 lantai. Antrian mulai padat dari lantai 6 (tepatnya di depan Dental Medical Health) sampai di lantai 8 yang membuat sistem antrian 3 sap yang meliuk seperti ular. Bahkan sempat saya berbincang sedikit dengan salah satu security di sana, bapak tersebut mengatakan bahwa sejak kemarin pagi antrian telah dimulai Pk.08.00 pagi, padahal acaranya saja baru akan dimulai Pk.10.00 pagi. Luar biasa...
Saya menghabiskan 3 jam untuk mendapat giliran masuk. Hari itu adalah hari kedua event tersebut berlangsung. Namun yang membuat saya kecewa adalah ukuran yang tersedia hanya ukuran yang besar yaitu ukuran 8 keatas karena ukuran kecil sudah habis. Dan ternyata lebih banyak yang di- sale 30% daripada yang 70%. Dan di dalam sangat berantakan sekali, bahkan saya harus berkeliling untuk mencari pasangan sendal sebelah kiri yang saya inginkan. Begitu ingin membayar, lagi2 manghabiskan waktu 2 jam padahal ada belasan kasir tersedia. Sebenarnya saya tidak ingin membeli karena yang tersedia hanya sisa- sisa, akan tetapi saya juga tidak rela keluar begitu saja padahal saya telah menghabiskan waktu 3 jam untuk mengantri di depan. Alhasil antara puas dan tidak puas saya menenteng 4 pasang sepatu sendal.
So, is it a good fenomena ? Hmmm mungkin menguntungkan bagi pengusaha Crocs tapi buat konsumen masih tanda tanya. Sebenarnya di Amerika sendiri sedang mengadakan sale 30%-70% all items (rata- rata 50%) termasuk model baru, dengan harga berkisar antara $9.99 s/d $39.9 yang kalau dihitung - hitung kebanyakan jatuhnya lebih murah dari harga di Indonesia walau ada beberapa model yang lebih murah sedikit di Indonesia dibanding di Amerika. Sedangkan di Singapura juga memberlakukan promosi Buy One Get One. Walaupun demikian, di negara lain konsumen yang mengantri crocs tidak seramai di Indonesia yang antrianya lebih padat daripada antrian BLT (Bantuan Tunai Langsung) pemerintah. Wah wah wah kayaknya sekarang semua orang bisa pakai Crocs ^_^.

Ice Cream's Fact

By : CJenz
Taukah kamu Hotel Grand Hyatt menawarkan home made dessert yang sangat menggoda especially for the ice cream. Saat santap siang bersama teman Perancis-ku, ia mengatakan bahwa 1 sendok es krim di setiap jedah antara hidangan pembuka ke hidangan utama lalu ke hidangan penutup sangat baik untuk pencernaan. Dan hal ini yang menjadi rahasia para wanita di Perancis yang dapat makan apa saja namun tetap memiliki tubuh bak gitar spanyol. Konon katanya enzim dan susu yang terkandung dalam es krim dapat membantu mencerna makanan yang masuk sehingga memaksimalkn proses pencernaan. Hmmmm sepertinya patut dicoba....^_^

24 April 2009

Dealing With My 30’s Something BF

By : CJenz

Apa jadinya jika 20’s something menjalin cinta dengan si 30’s something? Hasilnya seperti aku, banyak perbedaan positif yang membuat hubungan kami menarik.
Saat dilanda masalah pekerjaan di kantornya, my 30’s something boyfriend mendadak berubah (menurut kacamataku), ia menghubungi seperlunya, enggan mengobrol, dan terkesan cuek. Sebagai 20’s something aku merasa panik dan berpikir ia telah menemukan WIL (wanita idaman lain), alhasil saat ia menelepon, aku bertanya, “Am I still your girlfriend?”, langsung saja ia berubah menjadi serius dan bernada tegas ia menjawab, “Please, never say such thing ever again!”. Padahal jika ditanyakan pada 20’s something mereka akan melembutkan nada suara mereka dan membalas dengan puluhan kata – kata manis untuk maksud yang sama. Well, si 30’s something juga tidak akan membanjirimu dengan sms I Love U, I Miss U, How are u today honey?, etc setiap hari atau meneleponmu 3 kali sehari layaknya minum obat, bagi mereka cukup satu sms dan telepon di malam hari lepas bekerja. Dan sebaliknya mereka akan merasa sedikit terganggu jika kita melakukan hal tersebut di atas terhadap mereka. Itulah sebabnya mereka lebih menyukai wanita yang memiliki kehidupan sendiri, punya kesibukan dan pekerjaan, namun dapat membagi waktunya dengan baik.
Begitu pula dalam hal waktu berkencan, jika si 20’s something lebih mengutamakan kuantitas dimana semakin sering bertemu akan semakin baik walau tanpa tujuan yang jelas, maka si 30’s something lebih menghargai kualitas suatu pertemuan sehingga lebih berarti bagi mereka. Karena pada prinsipnya waktu sangat berharga bagi mereka dan telah memilki porsi masing – masing yang membuat waktu kecan lebih spesial untuk mereka.
Dalam hal keuangan, si 20’s something akan menggunakan gaji yang didapat untuk pesta pora, lifestyle, modif mobil, dan sebagian kecil ditabung. Sedangkan si 30’s something akan menginvestasikannya dalam bentuk yang lain seperti membeli rumah, mobil, deposito, atau memutar uang menjadi uang dan sisanya baru dipergunakan untuk tujuan lifestyle. Intinya mereka lebih terencana dalam mengelola cash flow mereka.
Di sisi lain saat mengalami guncangan dalam hubungan, seperti masalah yang berbuntut perdebatan, si 30’s something akan menyudahi pembicaraan dengan menahan emosi untuk mendinginkan kepala masing – masing terlebih dahulu dan kembali membahasnya secara baik – baik pada saat tenang. Berbeda dengan si 20’s something yang bisa meluap- luap pada saat ada masalah dan berakhir denga pertengkaran. Ujung – ujungnya putus nyambung banyak terjadi di kalangan pasangan 20’s something ke bawah.
Urusan bercinta si 20’s something memang memiliki sex drive yang relatif lebih tinggi daripada 30’s something, mereka juga lebih mementingkan kuantitas, namun si 30’s something memiliki kelebihan memanjakan wanita dan menjadikan sesi bercinta lebih berkualitas, lebih berirama dan terkesan santai. Sex at public area merupakan bagian si 20’s something, jarang sekali dari kalangan 30’s something melakukannya.
Well, memang tidak semua orang sependapat dengan apa yang kutuliskan diatas, tergantung dari cara pandang masing – masing orang, namun setidaknya ini adalah pengalaman yang bisa saya bagikan. Buat aku memiliki pacar 30’s something merupakan suatu anugrah. Selain dapat belajar banyak tentang hidup, juga membantu proses pemdewasaan diri tidak hanya dalam hal relationship.
PS : Thx for the advice sista..
End.

Hygiene Factor

By : Jen

Dewasa ini masih banyak orang yang tidak memperhatikan faktor kebersihan yang merupakan salah satu faktor penting dalam dunia food and beverage. Untuk mengetahui apakah makanan dan minuman yang kita makan itu bersih, dapat dinilai dari fisik tempat tersebut baik secara eksterior maupun interior, baik ruang makan, dan toilet / wash hand area. Kita juga dapat menilai dari kebersihan glassware, dishware, dan cutleries, jika dari hal yang disebutkan di atas saja sudah terkesan jorok maka bisa dibayangkan bagaimana kualitas kebersihan dapur yang mengeluarkan makanan.
Tak jarang konsumen mendapatkan cutleries yang masih terdapat sisa makanan, glassware yang masih berminyak sehingga beer head / foam akan langsung hilang pada saat dituang.
Beberapa kali juga saya menemukan toilet di dalam restoran yang membuat saya kehilangan nafsu makan saking kotornya, selain bau, sampah menggunung dan berserakan di lantai toilet, kadang air –pun tak ada.
Lain lagi dengan restoran dengan tingkat turn over yang tinggi, seringkali meja makan masih dalam keadaan lengket, berminyak serta berbau apek akibat pemakaian kain lap yang terus menerus tanpa dicuci. Bahkan lebih ekstrim-nya saya sempat melihat binatang seperti kecoa dan serangga berkeliaran di dalam restoran yang disebabkan ceceran sisa makanan yang tidak langsung atau bahkan luput dibersihkan. Coba bayangkan jika itu ada di makanan anda.
End.

Western Sleeping Around

By : CJenz

Apa yang terlintas di kepalamu saat mendengar istilah ‘Western Sleeping Around’ ? Saya mendapatkan ide menulis mengenai hal ini dari sms seorang pria asal Singapura berdarah India, sebut saja Mr.Cool. Ia menanyakan di dalam sms-nya apakah aku merupakan salah satu penganut culture western sleeping around tersebut. Berawal dari pertanyaan itulah aku merasa excited untk menulis artikel ini.
Sex? Yes, everybody need sex. Sebuah tambahan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi selain makan, lebih tepatnya semua orang ingin merasakan orgasme. Cara mendapatkannya saja yang merupakan pilihan masing – masing individu, apakah dilakukan dengan pasangan resmi, dengan teman, friend with benefit, one night stand, cyber sex, perfect stranger, atau cukup dengan cara masturbasi.
Jika kamu telah menikah dan memiliki suami yang tidak lagi ‘turn on’ melihatmu berpose nude, atau sibuk dengan pekerjaannya, dengan persta poranya, dengan teman- temannya, atau menghadapi suami yang berselingkuh, mungkin pilihan yang tepat adalah perfect stranger atau masturbate while watching porn movie atau ber-cyber sex- ria dengan mengandalkan web cam.
Jika kamu mempunyai pacar yang jauh darimu alias long distance relationship, apalagi dengan perbedaan jam yang sangat drastis, mungkin pilihan kamu adalah mencari TTM atau friend with benefit sebagai sex partner yang tetap, melakukannaya dengan teman, atau masturbate membayangkan dirimu make love dengan pacarmu yang jauh disana.
Jika kamu seorang yang sangat sibuk dengan pekerjaan dan bersosialisasi menghadiri acara- acara kerabat dan teman, mungkin one night stand atau masturbate membayangkan fantasi – fantasi sex kamu bersama bintang – bintang hollywood merupakan dua pilihan yang reasonable.
Jika kamu seorang ‘sex maniac’, mungkin semua pilihan yang ada akan kamu lakukan dengan antusias.
Dua sisi dalam kehidupan-ku mengenai baik dan buruk, salah dan benar, budaya timur dan barat, semua itu mengajarkanku banyak hal yang menghadapkanku pada pilihan. Pelajaran hidup menempaku untuk bisa menerima western sleeping around yang sempat kulakukan selama beberapa waktu. Kemudian seiring bejalannya waktu, bersinggungan dengan berbagai kehidupan orang lain, perlahan semua itu menjadi jelas seiring pendewasaan diri. Ada sebuah lagu berjudul ‘Is This Love (Kahin Na Laage) – OST Kismat Konnection yang liriknya bersyair “I need u, U need me, What we need is this feeling of love inside our heart”. Lagu tersebut sangat menyentuhku ketika pertanyaan itu dilontarkan padaku olehnya ‘’. Dari sanalah aku menyadari bahwa aku melakukan western sleeping around karena rasa kesepianku sampai ia menjadikan-ku sebagai belahan jiwanya. Memang western sleeping aound tidak selalu dapat dianggap benar, tdak juga selalu dianggap salah. Tergantung pada kebutuhan masing – masing individu dan sudut pandang mereka, itu merupakan suatu hak, kebebasan dan pilihan.
So what’s your choice? Pilihanku, well masturbate not always bad, rite?!
End.

Smoking VS Non Smoking

By : Jen

Kesalahan yang banyak sekali terjadi pada restoran- restoran dari yang terkemuka sampai yang biasa – biasa saja adalah mereka menawarkan non smoking dan smoking area di tempat yang sama tanpa dibatasi ruang atau pembatas, sehingga asap rokok tetap bercampur ke non smoking area. Bahkan di beberapa tempat yang menyediakan smoking area di dalam ruangan berlapis kaca, asap tetap bercampur ke non smoking area dikarenakan kelalaian pegelola restoran yang membiarkan pintu ruangan kaca tersebut terbuka.
Memang merupakan suatu dilema bagi pemilik restoran untuk menjadikan restoran mereka full non smoking atau full smoking, karena hal tersebut akan mempersempit pangsa pasar mereka yang membidik ke satu segment saja. Realitanya, mayoritas penduduk Indonesia adalah prokok aktif dengan tingkat kesadaran yang rendah akan bahaya rokok bagi kesehatan. Tentu saja hal ini sangat mengganggu kenyamanan tamu yang tidak merokok.
Berdasarkan pengalaman saya, hal di atas dapat disiasati dengan beberapa solusi dasar yaitu:
1. Membuat smoking area tertutup dengan ventilasi yang baik.
2. Usahakan mengkonstruksi ruanganyang luas dengan langit – langit / ceilling yang tinggi, sehingga asap tidak bercampur.
3. Pengaturan letak AC dan Exhaust yang benar serta perawatan kondisi AC dan Exhaust.
4. Rasio jumlah tempat duduk, luas ruangan, serta jumlah & jarak AC dan Exhaust harus tepat.
Nah, tidak sesulit yang dipikirkan kan untuk membuat nyaman konsumen non smoking dan konsumen smoking.

End.

Where Are The Cutleries?!

By : Jen

Seringkali saya mengalami kala makan malam di suatu restoran, cutleries belum siap di meja makan padahal makanan yang saya pesan sudah tersaji di hadapan saya. Sangat menjengkelkan sekali, apalagi jika sedang lapar- laparnya dan makanan telah terhidang di meja namun ita masih harus memanggil waitress untuk meminta cutleries.
Pernah saya memesan beberapa menu appetizer dan memberitahukan kepada sang waitress bahwa akan ada food sharing, namun sampai saat makanan diantarkan ke meja kami, ia tidak memberikan side plate untuk kami, padahal dengan tepat ia meletakan beberapa macam hidangan appetizer tersebut di tengah- tengah meja. Dan yang lebih konyol, usai kami menyantap hidangan appetizer tersebut sang waitress tersebut mengangkat piring – piring kotor beserta cutleries –nya untuk masuk ke hidangan berikutnya. Namun sampai main course datang, cutleries yang baru belum juga diberikan, dan sekali lagi kami sebagai konsumen harus memintanya.
Tak ada bedanya dengan Chinese Food Restaurant yang semua hidangannya disajikan di tengah – tengah meja, bahkan terkadang kita membutuhkan beberapa kali pergantian side plate, namun tak jarang sang waitress lupa membawakan side plate yang baru setelah mengangkat yang telah kotor.
Well, apakah begitu sulit mengatur cutleries and side plate? Bukankah itu hal yang basic untuk seorang waitress?

02 April 2009

10 Things I Love About Gay



By : CJenz
Inspired by : “K”, I Love U Bro...

Fashionable
Mereka punya selera fashion yang sangat tinggi dan berkelas, seperti bakat alami yang sudah mengalir dalam darah mereka sejak kecil. Selalu tampil keren dan matching dari ujung rambut sampai ujung kaki. They have style, bahkan mereka rela membawa kemeja yang baru mereka beli dari butik ke tailor untuk dipermak sesuai dengan bentuk tubuh mereka agar benar – benar terlihat pas dan menonjolkan lekuk tubuh mereka.

They Speak Prada
Mereka mencintai branded stuff (dijamin asli!) dan mereka seperti memiliki indra penciuman yang sangat tajam terhadap trend dan new branded item yang akan release, benar – benar up to date. Mereka mengerti dan menjiwai merek juga produk – produk tersebut sampai – sampai mungkin saja sales di butik tersebut kalah hafal dari mereka. The best part, mereka tidak kampungan yang selalu membeli barang yang tertera merek branded tersebut di atasnya, seperti sengaja mencari t-shirt dengan tulisan PRADA, karena biasanya model tersebut banyak tiruannya. Mereka cenderung jeli dalam memilih model dan bahkan kalau bisa mereknya tidak perlu kelihatan tapi cukup di dalam saja.

Smell Good
Kaum Gay yang banyak saya temui memiliki tingkat kebersihan yang tinggi, mereka cenderung rapih dan tidak suka sesuatu yang kotor. Mereka juga sangat merawat dirinya dengan baik, dan parfum adalah salah satu have must item mereka. That’s why mereka selalu harum kapanpun dan dimanapun mereka berada.

Body Is Delicious
Mereka sangat memperhatikan keelokan, mereka bisa duduk berjam- jam di salon untuk menikmati hair spa, manicure pedicure, dan perawatan lainnya termasuk merapihkan alis. Mereka sangat mengerti dan menyayangi tubuh mereka, memanjakan diri di spa, pijat, mandi susu, lulur, refleksi kaki, dan tidak pernah absen memakai pelembab kulit.

Healthy Living
Mereka juga memperhatikan makanan dan minuman yang masuk ke tubuh mereka dan banyaknya kalori yang masuk. Itu sebabnya mereka selalu mengimbangi dengan olahraga menghabiskan waktu di gym. Tidak heran kalau kebanyakan kaum gay sangat concern dengan bentuk tubuh mereka dan memiliki tubuh yang proposional serta atletis.

Woman’s Bestfriend
Mereka memiliki perasaan yang halus dan sangat peka terhadap keadaan sekitarnya. Tempat curhat yang menyenangkan sekaligus pendengar yang baik dengan rasa simpati yang besar. Selain itu mereka merupakan teman yang sangat antusias untuk ritual ke salon.

Dance Like A Pro
Ini dia, karena sudah sifat bawaan mereka yang ‘out loud’, mereka merupakan dancer yang hebat saat berada di club atau party. Memang terkadang terkesan liar, namun merekalah yang membuat suasana club/party menjadi hidup.

Work Hard Play Hard
Siapa bilang pria gay cuma tau bersenang – senang saja, ternyata banyak diantara mereka sukses dalam urusan karier malah tidak sedikit yang menjadi terkenal di bidangnya. Namun mereka selalu mengimbangi dengan hiburan, mereka punya cara untuk have fun atas hasil yang mereka capai.

Passionate
Hmmm.... It’s true, mereka punya gairah yang besar tidak hanya dalam kehidupan, namun juga untuk urusan yang satu itu, ya...sex. Begitu mereka merasakan suatu ketertarikan terhadap seseorang, mereka akan berusaha merealisasikannya, lebih berani dari pria normal. And they're good in the bed...

They Have Their Own Language
Ya, mereka punya bahasa mereka sendiri, tidak hanya bahasa lisan tetapi juga bahasa tubuh yang hanya dimengerti oleh kaum mereka saja. Bukankah itu suatu hal yang keren?!
End

Wait At The Bar While Waiting To Be Seated

By : Jen

Hal tersebut di atas merupakan adaptasi dari tata cara luar negeri yang mulai marak digunakan oleh beberapa restoran terkemuka di Jakarta untuk membuat tamu- tamu yang sedang menunggu untuk mendapatkan meja menjadi lebih nyaman dan tidak merasa jenuh apabila waiting list- nya panjang. Tamu- tamu tersebut akan dialihkan ke bar untuk memesan dan menikmati minuman terlebih dahulu atau hanya sekedar melihat – lihat menu untuk menentukan apa yang akan dipesan.
Namun hal seperti di atas masih sangat langka bagi masyarakat awam di Jakarta. Yang menjadi pertanyaan, apakah hal tersebut akan menimbulkan kebingungan bagi konsumen indonesia yang berbeda budaya? Dan apakah hal tesebut nyaman bagi konsumen indonesia apabila diterapkan di sebagian besar restoran?
End

For The Sake Of Lifestyle

By : Jen

Walaupun dunia sedang menghadapi krisis ekonomi global yang membuat perekonomian Indonesian suram, namun di sisi lain sekelompok masyarakat yang berkecimpung di industri Food and Beverage malah semakin menuju puncak masa keemasan.
Hal diatas dapat terjadi karena bagi sebagian orang manjadikan makan dan minum di restoran atau café sebagai gaya hidup mereka, bahkan jauh sebelum terjadinya krisis dan akan terus berlanjut di masa krisis seperti sekarang ini. Tidak seperti shopping yang dapat dikompromi, pada saat ekonomi bagus maka spending for shopping akan naik sedangkan pada saat ekonomi buruk maka mereka akan mengurangi pengeluaran mereka untuk shopping, unless they are shopaholic.
Sedangkan gaya hidup atau lifestyle pada jaman sekarang ini bisa dikatakan sebagai salah satu kebutuhan primer bagi sebagian orang yang berfungsi sebagai hiburan atau refreshing di sela- sela kesibukan pekerjaan mereka. Hidup di dalam krisis ekonomi global membuat tekanan bertambah, maka mereka membutuhkan tempat – tempat refreshing dengan ambiance yang berbeda sehingga mereka dapat keluar dari kepenatan pekerjaan mereka.
Dalam ilmu Pyskologi, saat orang merasa berada di dalam suatu tekanan maka mereka akan lebih sering bersosialisasi. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa industri Food and Beverage adalah salah satu market segment yang tidak akan pernah mati, malah sebaliknya akan terus berkembang.
End.

It Takes Two To Tango

By : CJenz

Pernahkah kamu mengalami ‘sex on the first date’ atau bahkan ‘sex on the first BLIND date’, lalu kamu merasa menyesal dan berkata, “Oh My God, what just I’ve done?” atau “Sorry, It’s just happened.”. Jika ya, maka berhentilah menyesal dan menyalahkan diri sendiri atau bahkan menyalahkan partner kamu.
Suatu siang aku menghadiri undangan makan siang bersama seorang English Gentleman di Satoo Restaurant, Hotel Shangrilla. Ini kali pertama aku bertemu dengan orang ini, dan ia hanya punya waktu dua hari dalam rangka business trip, oleh karena itu aku menyanggupi ajakan lunch-nya di tengah – tengah jadwalnya yang padat. Kalimat pertama yang muncul di kepala-ku ketika ia muncul di ujung eskalator adalah “ Damn, he’s handsome!”. Lalu obrolan mengalir seiring kontak mata yang saling mengagumi satu sama lain, terasa seru dan tidak ada kesan membosankan apalagi ditemani Indian food and dessert yang handal dari Satoo. Kami saling bertukar cerita dan lucunya rata- rata pria Inggris sangat menghargai wanita sehingga kebanyakan waktu ia mengatakan “Women always the first” atau “Women decide”, mungkin saja hanya untuk membuatku terkesan, well kalau memang itu tujuannya, he did impressed me.
Usai makan siang ia mengajakku menikmati Moet & Chandon DOM Perignon 1999 di kamarnya. “Champagne yang berkelas”, gumanku dalam hati. Ia membiarkan tirai terbuka menikmati view swimming pool dari lantai 26, sementara rintik- rintik hujan mulai turun. Kami duduk mengobrol dan pada gelas ke-tiga, tiba – tiba ia mendaratkan ciumannya di bibirku. Begitu lembut penuh perasaan, menit ke menit berlalu sampai aku menyadari ia seorang ‘good kisser’ karena telah berhasil membuatku menikmati setiap ulasan bibirnya. Aku masih mematung saat ia membelai leherku dengan gerakan semakin rendah lalu..... (you know what!), we had ...
The best part is after he cum, he hug me deeply then he said “You’re sexy”. Tapi sedetik kemudian mata hijaunya menatapku lekat – lekat dan berkata, “I didn’t expect this to happen.”. Langsung saja otak-ku mulai bekerja dan sadar dari kenikmatan di awang – awang, “What just I’ve done?!” gumanku pelan hampir tak terdengar. Bodohnya lagi, reflek aku berkata “Sorry” padanya. Ia mencium keningku sebagai balasan, “hey, no need to sorry, it takes two to tango.” Ia meyakinkanku dengan tatapannya.
Kalau dipikir – pikir ada benarnya juga, dalam hal Sex yang tidak direncanakan, tidak ada istilah menyalahkan salah satu pihak, karena pada dasarnya “It Takes Two To Tanggo”. Butuh dua orang dengan kebutuhan dan gairah yang sama untuk berhubungan sex. Itu sebabnya kita tidak bisa men-judge atau menyalahkan salah satu pihak saja. Coba tanya pada diri kita sendiri dan jangan menyesalinya. But always remember Safe Sex please...
End.

Me and Dating Site

By : CJenz

Yes, I have Friendster and Facebook, Yahoo & MSN Messengger. I don’t skype dan sudah tidak mengikuti perkembangan dunia maya yang terbaru. Sekedar iseng dan ingin tau, aku mencoba join beberapa dating site service, lucunya hanya satu yang aktif sampai saat ini. Lainnya dibiarkan begitu saja karena jujur saja aku tidak paham cara menghapus keseluruhan profil-ku, bahkan aku sudah lupa username dan password untuk masuk ke dalam site tersebut.
Keterlibatan aktif pada satu situs ini, sebut saja situs A, berawal ketika seseorang teman yang juga merupakan salah satu anggota VIP memberikan gold membership secara cuma-cuma kepadaku untuk jangka waktu satu bulan. Sejak saat itu inbox email-ku dibanjiri oleh email dari orang – orang di berbagai belahan bumi. Memang, salah satu privilage dari gold member adalah mendapat prioritas top search dan profil akan muncul di muka halaman situs tersebut.
Bannyak macam tipe dan karakter orang yang kutemui di situs ini. Walaupun begitu aku tidak sembarangan menanggapi email mereka, jika sekiranya mereka hanya bermaksud untuk “mengajak tidur”, email mereka akan bernasib di trash mailbox-ku. Beberapa diantara mereka merupakan orang yang sangat gentleman, jujur mengenai kehidupan mereka, dan membuka diri untuk berteman dan mengenal lebih jauh dengan bertukar id yahoo atau msn messengger agar bisa tetap keep in touch. Dari photo sharing sampai web cam, tak jarang juga beberapa diantara mereka yang berada di negara lain berkunjung ke Jakarta dan menyempatkan waktu untuk bertemu untuk lunch atau dinner atau sekedar minum. Walaupun begitu aku cukup berhati – hati, aku menyiasatinya dengan bertemu mereka di public area yang cukup ramai setelah sekian lama berbincang – bincang dengan mereka lewat dunia maya. Sejauh ini berjalan cukup baik, belum pernah sekalipun aku bertemu seorang ‘wierdow’ apalagi ‘psychopat’, jangan sampai terjadi knock on wood 3 times... Bagi-ku, join dating site merupakan hal yang positif untuk bersosialisasi, namun tips yang bisa aku berikan, jangan terlalu dianggap serius apalagi berharap terlalu banyak atau terlalu jauh, karena kita tidak dapat mengetahui sejauh mana kejujuran mereka yang ditujukan kepada kita. Namun jika hanya bertujuan untuk mencari teman dan memperluas wawasan, hal ini akan sangat bermanfaat. Siapa tahu setelah pertemuan pertama, kedua, ketiga, dan selanjutnya, it’s can turn into something. Intinya Just let it flow dan waspada itu perlu.. Selamat mencoba!
End.

Quote of This Month!

Do Your Best or Do Nothing!!!