04 June 2009

To Be Somebody

By : CJenz

Tidak perlu menjadi sangat amat pintar, tidak perlu menjadi super duper cantik sekaligus langsing, tidak perlu menjadi anak orang terkaya di seluruh jagad raya, tidak perlu menjadi orang yang paling berhati baik untuk menjadi “somebody”. Memang menang di olimpiade matematika kaliber dunia dapat membuatmu menjadi “somebody” layaknya penemu- penemu yang selalu diingat karena kepintarannya. Tidak salah juga kalau punya wajah cantik dan tubuh langsing bak gitar Spanyol nan seksi seperti Marlyn Monroe atau Gisselle Bundchen bisa memberi ketenaran yang membuatmu menjadi “somebody”. Terbukti juga kalau menjadi anak orang terkaya seperti halnya Paris Hilton membuatmu menjadi “somebody” karena berada di jajaran ‘social elite’ yang patut diperhitungkan keberadaanmu. Dan yang pasti berhati emas dengan kebaikan dan ketulusan luar biasa seperti seorang Mother Theressa juga dapat membuatmu menjadi “somebody”.
Well, mungkin ada sebagaian orang yang memiliki semua atau salah satu kelebihan di atas namun tetap menjadi “nobody”. Mungkin juga ada sebagian orang yang tidak seberuntung mereka yang memiliki hal- hal seperti di atas yang ingin menjadi “somebody”. Seperti yang tertulis dalam novel Glam Gals karya Nina Ardianti, “You don’t have to be perfect to be somebody. Being notice is the only way to fame.”. And it’s all true, that’s the way it’s work.
Pertama, punya PRINSIP. Caramu membawa diri dalam setiap situasi merupakan hal yang sangat penting. Personality yang baik dan mampu berbaur dengan siapa saja akan memunculkan aura yang membuat orang lain selalu menerima dirimu. Kedua, ATTITUDE. Please behave! Ini berkaitan erat dengan image, berusahalah untuk selalu tampak misterius dan unpredictable sehingga orang di sekitarmu dibuat penasaran olehmu. Orang penasaran tidak akan berhenti membicarakanmu, menerka nerka serta selalu mencari tau tentangmu. Ketiga, NETWORK. Yes!, kamu harus bergaul dengan dengan berbagai kalangan dan cobalah membuat suatu kesan mendalam sehingga kamu diingat oleh semua alias punya trademark. Plus tidak pernah absen megikuti acara – acara party kerabat / teman. Keempat, APPEREANCE. U have to look fabolous supaya bisa membuat dirimu menjadi pusat perhatian. Intinya try to be eye catching, fashionable with your own style yang cocok dengan kepribadian dan bentuk tubuh kamu. Pancarkan kepercayaan diri yang tinggi, selalu up to date dan please don’t buy piracy or fake items. Pokoknya usahakan setiap mata yang memandangmu akan berguman 1 kata terhadapmu “Stuning”. Kelima, INTELECT. Yup, kamu harus punya wawasan yang luas dan street smart untuk bisa dianggap oleh orang lain. Ini modal kamu untuk bisa nyambung berada di kelompok manapun.
Well, ga susah – susah amat kan To Be Somebody ? Dan setelah Be Somebody, please be wise...
End.

Dress Code Policy

By : Jen

Terkadang saya tdak habis pikir, mengapa pada beberapa club tertentu tidak mengijinkan konsumennya mengenakan jeans, short, t-shirt, sandal/ running shoes. Sangat mengesankan bukan, to many no untuk menikamati hiburan malam di tempat tersebut, bahkan terkesan terlalu formal. Pertanyaannya adalah, apakah hal tersebut diatas perlu? Jika ya, atas dasar apa?
Untuk short & sandal mungkin masih dapat dimengerti mengapa dilarang, karena memang terlihat kurang sopan, namun untuk jeans, t-shirt, & running shoes merupakan pakaian yang cukup sopan untuk berada dalam sebuah club. Bahkan sebagian besar penduduk Jakarta dari golongan apapun, usia berapapun juga menggunakan jeans & t-shirt yang dirasakan sangat nyaman.
Tujuan orang mencari hiburan malam ke club adalah untuk relax & refreshing yang berarti keluar dari pakaian formal yang identik dengan suasana kantoran. Tapi jika mereka harus tetap menggunakan pakaian formal juga, maka akan terasa membawa beban yang sama.
Well don’t judge the book by it’s cover!
End.

Unreachable

By : CJenz

Keheningan ruang Burgundy sebuah lounge di bilangan Thamrin menyambutku ramah. Nuasansa ungu dengan cahaya kuning remang berpendar di sekeliling ruangan. Aku duduk menanti di sofa merah, tak ada keramaian pengunjung lain, hanya segelintir orang di pojok ruangan. Mataku sedang menyapu goresan tinta yang ada di buku menu, ketika sosok tinggi langsing berdiri di sampingku. Matanya begitu indah, tatapannya tajam serasa menelanjangiku bulat- bulat, tak kuasa aku membalas tatapannya lebih dari lima detik. Senyumannya tak seindah bola matanya, tapi manis, ia menyalamiku dan duduk di hadapanku. Kata demi kata meluncur bebas, kalimat demi kalimat terangkai menjadi cerita yang mengalir diwarnai tawa. Suasana terasa hangat di tengah dinginnya AC yang menghambur dari langit – langit ruangan. Nyaman, relaks terbaca dari luwes geakannya, aku-pun merasakan aura santai menyelimutiku. Ditemani segelas Lychee Martini, obrolan seru menyita hampir seluruh jam makan malam. Semua hal dalam hidup menjadi topik menarik bagi lidah- lidah kami yang berakhir pada gelas ke-empat Whisky Cola-nya habis hingga tegukan terakhir jatuh dalam rongga tenggorokan D. Kami berpisah di lift, dalam hening di balok berukuran 4x4x3 hanya ada aku dan D saling membisu, sesekali saling mencuri pandang, ada gejolak gairah terpendam yang tertahan, seperti letup – letup larva yang ingin keluar dari mulut gunung berapi. “Ding”, pintu lift terbuka menandakan saatnya untuk berpisah, hanya ciuman sekilas bisinya menyentuh pipiku. Malam telah menjemput jumat sore-ku nan indah. Setelah hari itu, sosok D timbul tenggelam dalam hari – hari ku.
Zaman telah maju, teknologi semakin berkembang pesat sehingga membuat semua pertannyaan dapat terjawab dengan “Google”. Iseng – iseng aku mengetik namanya, sederet website berisi namanya muncul, tidak cuma 1 halaman, tapi 50 halaman. Dari sana terbuka jati dirinya, sosok tampan berahang kokoh dengan garis muka keras yang tidak bosan untuk dipandang, adalah seorang anak pengusaha terkenal berdarah campuran yang mewarisi beberapa line bisnis yang sedang dikelola-nya. Pemain besar sebagai supplier untuk industri hospitality dan juga juragan di bidang property, pengusaha yang bisnisnya tidak hanya berada di lintas nusantara saja tapi lintas benua. Seorang dermawan yang masuk dalam sederet daftar aksi kegiatan sosial termasuk donor darah, dan seorang vegetarian.
Kagum adalah kata yang tepat untuk menggambarkan penemuannku akan sosoknya. Handsome, charming, cool, sexy, good in bed, wealthy, fun, friendly, down to earth, busy but still loveable, everything u name it, intinya D punya segala kualitas untuk menjadi top of the top hunk incaran semua wanita. Tapi sayangnya..... Pintu hati D telah terkunci rapat, api suci telah tujuh kali dikelilinginya bersama sang putri pilihan dan telah diberikan sosok kecil dari Sang Pencipta. Hidup sempurna ada di genggamannya, sampai terkadang aku bertanya – tanya pada diriku sendiri, apakah hidupnya seringan kapas, bahagia tanpa masalah?
Aku dan D sering bersua walau kebanyakan waktu hanya di dunia maya, untuk mengobrol tentang apa saja, namun yang tak pernah luput adalah masalah hubungan dan seks yang selalu menjadi pencariannya. Tanpa beban bagaikan air mengalir, D membuaiku melalui kisah hidupnya termasuk hubungan intimnya dengan beberapa wanita di seluruh dunia. Dan hubungannya denganku? I’m one of his girls... Hanya untuk seks itu jelas. Tanpa ada perasaan cinta itu jelas. Safe sex itu jelas & pasti. Aku dan dia having affair?, sama sekali tidak. Aku dan dia sebatas fling itu jelas. So what is D want from me? Friendship and Fling itu sangat obvious. Panggilan sayang , babe, sweety, gorgeous, lovely sudah menjadi makanan-ku sehari –hari yang disuguhkan D. Angan –angan, godaan – godaan kecil, khayalan- kayalan bercinta tak lepas dari topik yang mendekatkan kami yang berbuah pengharapan tak jelas. Ada rasa rindu saat saling tak ada kabar, ada rasa berdebar saat janji bertemu, ada rasa nyaman saat obrolan mengalir. Tapi semua terasa semu untukku. D is touchable namun tetap unreachable. Aku bisa menjadi wanita paling bahagia mereguk romantisme sesaat dengan keintiman paling panas dengan D, namun tetap he’s unreachable. Ingin kuakhiri, namun kala mata indah itu menatapku tulus, aku tau ia menghargaiku dan menghormatiku sebagai teman bukan sebagai objek seks belaka.
End.

Over Pricing

By : Jen

Ada sebagian tempat baik itu restoran, cafe, lounge, bar, maupun club, mematok opening price yang terlampau tinggi melampau rasio kualitas makanan, porsi makanan, serta ambiace tempat tersebut. Entah apakah hal ini merupakan strategi marketing mereka, dimana mereka sengaja menerapkan harga tinggi kemudian memberi diskon hingga 50%, atau owner mematok profit taget yang kelewat besar.
Strategi diskon di atas memang sangat mengena untuk masyarakat Indonesia sehingga tujuan untuk menarik konsumen masuk ke dalam restoran sebanyak – banyaknya dirasakan berhasil. Well, untuk pertama kali memang berhasil, namun juga konsumen yang tidak bodoh, mereka dapat menilai dari rasio yang telah disebutkan di atas berbanding harga yang diberikan. Jika konsumen tidak mendapat value yang sesuai dengan ekspektasi mereka, maka mereka tidak akan kembali lagi sekaligus merasa tertipu oleh promosi tersebut yang pada awalnya terkesan memberi value namun pada akhirnya hanya berupa pancingan belaka.
So bagaimana menyeimbangi rasio tersebut?
End.

03 June 2009

Public Intimacy

By : CJenz

Sex at Public Area memang acap kali menjadi angan – angan yang ada di benak sebagian besar umat manusia. Menantang, meningkatkan adrenalin, memicu birahi, terasa lebih seksi, dan masih banyak alasan lainnya untuk mencoba melakukan hubungan seks di tempat umum. Rasanya memang berbeda, tidak banyak foreplay, langsung to the point dan yang pasti ga pake lama atau bahasa kerennya quickie. Why?! Because u don’t wanna get caught!!!!
Beberapa waktu yang lalu, jajaran kursi di Satin Class Blitz Megaplex Grand Indonesia menjadi saksi bisu aksi diam nan seru kami yang dipertemukan pada blind date suatu sore di suatu fine dining restaurant. Mata bertemu mata, senyum saling merekah, cerita demi cerita bergulir, sentuhan demi sentuhan tak terelakan, both of us get excited yang berakhir di bioskop.Kami saling menggoda, berciuman di kala film Yess! Man diputar. Sesekali kami mencuri pandang ke depan, takut – takut ada yang memperhatikan keindahan permainan kami di tengah kegelapan. Sentuhan bergerilya ke daerah – daerah terlarang, blow job di kursi yang lebih mirip sofa tersebut membuatnya tak tahan untuk menarikku ke lorong pintu belakang antara pintu masuk dan pintu keluar, Then....It just happened! diiringi dengan suara leguhan kenikmatan kami yang seirama dengan tokoh yang diperankan oleh Jim Carey meneriakkan Yess!. Fell so excited, jantung kami bertalu lebih cepat 3 kali lipat, dag dig dug, was – was, namun nikmat.
Singkat cerita, kami harus keluar sebelum film selesai agar tidak ada orang yang mengenali kami jika ada diantara mereka yang sadar akan apa yang telah kami lakukan di belakang sana. Parahnya, saking terburu- buru, aku lupa mengenakan kembali panty –ku dan terpaksa aku buru- buru ke toilet. Ia mengantarku dan sempat mencium lembut pipi-ku sebelum aku masuk ke dalam mobil. Saat di perjalanan, aku baru mengerti mengapa orang rela mengambil resiko malu dan sekarang dengan adanya UU Pornografi bisa – bisa dipenjara, hanya untuk mendapatkan sensasi sex at public area. Well u never know the sensation untill u do it, rite? Tapi untuk aku pribadi, kalau disuruh mengulang aku akan pikir- pikir dulu walaupun memang so tempting hahaha... At least I’ve tried once...
End.

Quote of This Month!

Do Your Best or Do Nothing!!!